Visual Nusantara – Isu pergantian pelatih Timnas Indonesia kembali memanas setelah kegagalan skuad Garuda menembus Piala Dunia 2026. Di tengah proses evaluasi menyeluruh yang dilakukan PSSI, satu nama terus mencuat dan ramai diperbincangkan di kalangan pengamat maupun media internasional, yakni John Herdman. Mantan pelatih Timnas Kanada itu disebut-sebut sebagai sosok yang paling realistis untuk memimpin era baru sepak bola Indonesia.
Rumor tersebut kian menguat seiring kebutuhan PSSI akan pelatih berpengalaman yang terbukti mampu membangun tim nasional dari nol hingga bersaing di level dunia. Rekam jejak Herdman yang sukses membawa Kanada kembali ke Piala Dunia setelah penantian panjang dianggap sejalan dengan ambisi Indonesia untuk bangkit dan menatap Piala Dunia 2030.
Rumor Pelatih Baru Menguat di Tengah Evaluasi Besar Timnas: Bung Harpa Nilai Herdman Opsi Paling Masuk Akal
Pengamat sepak bola nasional, Haris Pardede atau yang akrab disapa Bung Harpa, secara terbuka menyebut John Herdman sebagai kandidat paling logis dibanding nama lain yang beredar. Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri ajang Santini JMTV Awards 2025 di Jakarta.
“Ya, dari dua calon ini kan kita lihat yang lebih masuk akal John Herdman ya. Pelatih yang membawa Kanada lolos Piala Dunia,” ujar Bung Harpa, Kamis (18/12) malam, melansir dari Antara.
Menurutnya, selain memiliki pengalaman membawa tim ke level tertinggi, Herdman juga dinilai lebih realistis dari sisi finansial dan ketersediaan. Saat ini, pelatih asal Inggris tersebut sedang tidak terikat kontrak, berbeda dengan Giovanni van Bronckhorst yang masih menjabat sebagai asisten Arne Slot di Liverpool.
Faktor Anggaran dan Ketersediaan Jadi Pertimbangan
Bung Harpa menegaskan bahwa faktor anggaran dan status pelatih sangat krusial dalam kondisi Timnas Indonesia saat ini. “Dari segi budget juga kelihatan lebih masuk akal. Terus dari segi availability juga yang bersangkutan sedang available,” jelasnya.
Ia juga membandingkan dengan Van Bronckhorst yang dinilai memiliki nilai kontrak lebih tinggi dan belum memungkinkan untuk dilepas dari Liverpool. “Giovanni, saya sempat ngobrol juga dengan salah seorang keluarga dekatnya. Statusnya seperti yang kita ketahui masih asisten pelatih Liverpool. Jadi ya, secara rate juga mungkin lebih tinggi,” lanjut Harpa.
Dikaitkan dengan Kegagalan Piala Dunia 2026
Pencarian pelatih baru ini tidak lepas dari kegagalan Indonesia menembus Piala Dunia 2026. PSSI sebelumnya resmi mengakhiri kerja sama dengan Patrick Kluivert pada pertengahan November 2025 setelah target besar tersebut tak tercapai. Kondisi ini membuat federasi dituntut lebih berhati-hati dalam menentukan pengganti.
Media asing asal Honduras, Diez, bahkan melaporkan bahwa Herdman menjadi kandidat kuat pelatih Timnas Indonesia. Disebutkan bahwa ia sempat mendapat tawaran melatih Honduras sebagai penerus Reinaldo Rueda, namun menolaknya karena lebih tertarik menangani Indonesia.
PSSI Kantongi Dua Kandidat Terkuat
Dari internal federasi, anggota Exco PSSI Endri Erawan mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengantongi dua nama terkuat hasil wawancara di Eropa. Kedua kandidat tersebut akan dibawa ke rapat Exco bersama Ketua Umum PSSI Erick Thohir setelah SEA Games 2025 Thailand berakhir.
“Prosesnya juga setahu saya melalui proses yang cukup prosedural, sama seperti dulu ketika memilih Shin Tae-yong dibandingkan Luis Milla,” kata Bung Harpa, seraya mengapresiasi langkah PSSI yang tidak terburu-buru. Ia berharap proses ini tidak menjadi “one man show” dan tetap mengedepankan mekanisme organisasi.
Rekam Jejak Herdman Jadi Nilai Jual Utama
Nama John Herdman memang memiliki portofolio mentereng. Ia sukses membawa Timnas Kanada lolos ke Piala Dunia 2022 setelah absen selama 36 tahun, mencatat 17 laga tak terkalahkan, serta membawa Kanada menembus 40 besar ranking FIFA. Di level putri, Herdman juga mempersembahkan perunggu Olimpiade 2012 dan 2016, serta berbagai gelar regional.
Penghargaan individual pun tak sedikit, termasuk nominasi Coach of The Year FIFA dan predikat Most Improved Team dari FIFA.
Harapan Baru Menuju Piala Dunia 2030
Siapa pun pelatih yang nantinya ditunjuk, Bung Harpa mengajak publik untuk tetap menghormati keputusan PSSI. “Apapun itu, mungkin kita punya preferensi berbeda-beda. Namun itu harus dihargai,” ucapnya.
Dengan pengalaman dan rekam jejak yang dimiliki Herdman, publik sepak bola Indonesia berharap kegagalan di Piala Dunia 2026 menjadi pelajaran penting menuju target jangka panjang: tampil kompetitif di Piala Dunia 2030. (RM)
