Visual Nusantara – Aksi Megawati Hangestri Pertiwi di media sosial mendadak menyita perhatian pecinta voli Tanah Air. Pevoli andalan Indonesia itu ramai diperbincangkan setelah mengunggah sebuah video bernuansa sindiran yang ditujukan kepada PP PBVSI. Lewat kalimat bernada satir, Megawati disebut menyinggung isu “anak emas” dan “anak tiri” yang selama ini kerap dilekatkan pada perlakuan federasi terhadap sektor putra dan putri.
Unggahan tersebut hadir tak lama setelah Timnas Voli Putri Indonesia menyelesaikan perjuangan di SEA Games 2025 Thailand. Meski hanya dibidik target realistis, tim Merah Putih justru pulang membawa medali perunggu. Prestasi ini pun seakan menjadi jawaban atas anggapan bahwa skuad putri kerap diposisikan bukan sebagai prioritas utama.
Sindiran Halus Megatron yang Jadi Sorotan Netizen
Pada Kamis (18/12) sore WIB, Megawati mengunggah video singkat di Instagram yang langsung menuai reaksi. Dalam tayangan tersebut, terselip tulisan yang berbunyi, “Jangan kira kita anak anak tiri kalian kira kita gak bisa bawa pulang medali.” Kalimat itu dinilai sebagai pesan tegas bahwa Timnas Voli Putri Indonesia mampu berprestasi meski tidak diunggulkan.
Megawati kemudian menambahkan caption yang menguatkan pesan tersebut, disertai emoji tertawa. Unggahan ini pun dianggap sebagai bentuk validasi perasaan tim yang selama ini dinilai kurang mendapat sorotan setara. Hal ini tidak lepas dari fakta bahwa PP PBVSI memang tidak membebani sektor putri dengan target emas pada voli indoor SEA Games 2025.
Medali Perunggu di Tengah Dominasi Thailand
Terlepas dari kontroversi, capaian Timnas Voli Putri Indonesia layak diapresiasi. Pada laga perebutan tempat ketiga, Megawati dan rekan-rekan berhasil menundukkan Filipina dengan skor 3-1 (28-26, 13-25, 30-28, 26-24) di Indoor Stadium Huamark, Bangkok, Senin (15/12/2025).
Hasil ini memastikan Indonesia kembali membawa pulang medali perunggu, menyamai pencapaian pada SEA Games 2023 di Kamboja. Raihan tersebut terasa signifikan mengingat kuatnya dominasi Thailand yang dalam 10 edisi terakhir SEA Games selalu merebut emas voli putri. Selain itu, skuad besutan Marcos Sugiyama mayoritas diisi pemain muda di bawah usia 21 tahun.
Dalam komposisi tim, hanya segelintir pemain senior yang menjadi tulang punggung, di antaranya Megawati Hangestri, Yolana Betha, Rika Dwi Latri, dan Mediol Yoku. Sementara itu, sejumlah pemain muda seperti Syelomitha Wongkar, Chelsa Berliana, hingga Maradanti Namira diberi kepercayaan penuh untuk menimba pengalaman di level tertinggi Asia Tenggara.
Kebanggaan Megawati dan Catatan untuk Federasi
Setibanya di Indonesia pada Selasa (16/12/2025), Megawati menegaskan rasa bangganya terhadap perjuangan tim. Ia menilai hasil yang diraih sudah sesuai dengan target awal.
“Alhamdulillah kami mendapatkan hasil yang sama di tahun-tahun sebelumnya dan kita bisa mempertahankan perunggu. Itu menurut saya suatu kebanggaan juga, adalah skuad baru, ada junior juga yang main, tentunya aku juga bangga,” ujar Megawati.
Ia menambahkan bahwa target perunggu hingga perak sudah realistis. “Iya, sesuai target antara perunggu dan perak. Tapi, menurut saya yang make sense ya perunggu. Enggak ada (kendala),” lanjutnya.
Megawati berharap kekompakan tim dapat terus terjaga sebagai modal penting ke depan. “Berharap kami bisa bareng-bareng terus sampai terus-terusan gitu, terus bareng biar dapat chemistry-nya,” tuturnya. Saat disinggung soal agenda berikutnya, ia memilih menutup dengan singkat, “Itu rahasia.”
Polemik unggahan Megawati pun menjadi refleksi penting bagi tata kelola olahraga nasional. Sebagaimana PSSI di sepak bola yang menetapkan syarat ketat dalam memilih pelatih, mulai dari rekam jejak, visi, hingga presentasi program, pembinaan voli nasional juga dinilai perlu menghadirkan keadilan dan perhatian yang setara.
Prestasi Timnas Voli Putri Indonesia di SEA Games 2025 membuktikan bahwa kepercayaan dan dukungan yang proporsional mampu melahirkan hasil, tanpa harus bergantung pada label “anak emas.” (RM)
