Visual Nusantara – Ayam Geprek Mas Kobis terkenal dengan ayam tanpa tepung, sambal pedas, serta kobis dan terong goreng sebagai ciri khasnya. Simak sejarah, keunikan, hingga ulasan lengkapnya dalam artikel ini!
Ayam geprek sudah lama menjadi salah satu ikon kuliner Yogyakarta, terutama sejak tren pedas merajalela di kalangan mahasiswa pada awal 2000-an.
Jika sebagian besar warung menawarkan ayam goreng tepung yang digeprek bersama sambal, sejumlah pelaku kuliner Jogja kemudian menghadirkan variasi baru yang semakin memperkaya khasanah makanan pedas kota pelajar tersebut.
Dari sekian banyak inovasi itu, Ayam Geprek Mas Kobis mencuri perhatian karena gaya penyajian yang berbeda total dari konsep geprek tradisional.
Warung ini menghadirkan ayam geprek tanpa tepung, lebih mirip ayam penyet khas pecel lele, namun tetap mempertahankan sensasi pedas yang kuat.
Baca Juga: Ayam Geprek Mbok Moro Jogja: Porsinya Bikin Kaget! Lauk Lengkap Harga 10 Ribuan yang Bikin Nagih
Kelebihan lain yang membuatnya istimewa adalah sajian kobis (kol) goreng dan terong goreng yang menjadi pendamping wajib setiap porsi.
Dari sayuran inilah nama “Mas Kobis” tercipta, menjadi identitas kuat yang langsung dikenal pecinta kuliner Jogja. Berawal dari warung kecil dekat kawasan kampus, Mas Kobis kini berkembang memiliki banyak cabang di Yogyakarta, dan hampir selalu ramai oleh pelanggan, terutama di jam makan malam.
Keunikan Ayam Geprek Mas Kobis, Sajian Kobis (Kol Goreng) dengan Sambal Korek
Kekuatan utama Mas Kobis adalah gaya penyajiannya yang minimalis tapi penuh karakter. Ayam digoreng tanpa tepung, lalu dipenyet menggunakan ulekan bersama sambal bawang yang terkenal pedas dan aromatik.
Proses ini menciptakan sensasi rasa yang lebih “natural”, tidak tertutup lapisan tepung, sehingga bumbu pedasnya langsung meresap pada daging ayam.
Sementara itu, kobis dan terong goreng menjadi elemen pembeda yang membuat banyak pelanggan kembali lagi. Tekstur kobis yang renyah dengan aroma khas gorengan memberikan kontras menarik terhadap pedasnya sambal.
Banyak pelanggan juga menyebut bahwa perpaduan ayam tanpa tepung dengan kobis goreng memberi “rasa nostalgia” ala warung penyetan Jawa Timur, namun tetap membawa ciri khas Jogja yang lebih manis dan lembut.
Hasilnya: sebuah menu ayam geprek yang sederhana, tetapi memiliki karakter kuat dan sulit ditemukan di tempat lain.
Ayam Geprek Mas Kobis adalah warung ayam geprek tanpa tepung yang dipenyet bersama sambal bawang pedas, disajikan dengan pendamping khas berupa kobis goreng dan terong goreng. Kombinasi ini menjadikan Mas Kobis unik dan berbeda dari ayam geprek krispi pada umumnya.
Warung ini dikelola oleh pengusaha kuliner lokal yang merintis bisnisnya dari sebuah kios sederhana dekat kampus.
Dalam perjalanan waktu, Mas Kobis semakin dikenal karena rasa pedasnya yang khas dan porsi yang melimpah. Banyak mahasiswa lama yang menyebut Mas Kobis sebagai “warung nostalgia” karena sudah ada sejak mereka kuliah.
Baca Juga: Ayam Geprek Preksu Jogja: Perpaduan Pedas & Susu Murni yang Bikin Penasaran dan Ketagihan!
Awalnya berlokasi di area kampus Yogyakarta, kini Mas Kobis telah memiliki banyak cabang di berbagai titik strategis seperti Seturan, Babarsari, Pogung, dan Condongcatur. Banyak ulasan Google Review menilai cabang-cabangnya mudah dijangkau dan cepat penyajiannya.
Popularitasnya meningkat sejak pertumbuhan kuliner pedas di Jogja sekitar tahun 2010–2015, ketika banyak mahasiswa mulai mencari alternatif geprek selain model ayam krispi. Meski tidak setua pelopor geprek seperti Bu Rum, Mas Kobis berkembang pesat dan menjadi salah satu varian geprek favorit.
Karena rasanya unik, pedasnya mantap, porsinya besar, harganya terjangkau, dan konsep ayam tanpa tepung + kobis goreng sangat jarang ditemukan di warung geprek lain.
Banyak ulasan di Google Review menyebutkan bahwa Mas Kobis adalah “penyelamat akhir bulan” bagi mahasiswa karena murah dan mengenyangkan.
Ayam digoreng hingga matang tanpa balutan tepung, kemudian dipenyet bersama sambal bawang di atas cobek. Setelah itu ditambahkan kobis dan terong goreng panas. Penyajiannya cepat, sehingga cocok bagi pelanggan yang ingin makan praktis dan pedas.
Ulasan Food Vlogger & Review Konsumen
Beberapa food vlogger yang pernah menyinggung konsep geprek tanpa tepung mirip Mas Kobis di antaranya:
* Hobimakan Jogja (YouTube & TikTok) sering menampilkan kuliner geprek pedas dan menyebut variasi tanpa tepung sebagai “gaya penyet khas Jogja.”
* Jogjafoodhunter di Instagram pernah mengunggah foto geprek tanpa tepung dengan kobis goreng yang sangat mirip Mas Kobis.
* Google Review rata-rata memberikan nilai 4.3–4.5, dengan komentar seperti:
Pedasnya nampol, porsinya besar.
Kobis gorengnya juara, bikin beda dari lainnya.
Simpel tapi nagih banget.
Ayam Geprek Mas Kobis bukan sekadar warung geprek biasa. Dengan gaya penyajian yang lebih dekat pada ayam penyet dan kehadiran kobis goreng sebagai ciri khas,
Mas Kobis menawarkan pengalaman kuliner yang kuat, pedas, dan memorable. Tak heran jika warung ini terus berkembang dan menjadi favorit mahasiswa hingga wisatawan.
Bagi pecinta sambal pedas, Ayam Geprek Mas Kobis Jogja adalah destinasi wajib saat berburu kuliner di Yogyakarta. (AI)
